Catatan Pinggir

Rabu, 09 Juni 2010

8 Jam Dimakamkan, Hidup Lagi?


“Almarhum seorang yang rajin hadir ke majelis taklim. Kemana pun digelar majelis taklim, setiap diajak ia selalu ikut,”

Anang Acil  
Ketua Rukun Kematian warga RT 27, Tembus Mantuil.



BANJARMASIN – Rabu (9/6), sebagian besar pedagang di Pasar Sudimampir dan Sentra Antasari mendadak geger. Lebih heboh lagi warga di Jalan Tembus Mantuil RT 27 RW 09, Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan.
Ada apa gerangan? Rupanya, ada seorang warga di sana yang telah meninggal dunia, dan bahkan sudah dikuburkan selama 8 jam, eh ternyata masih hidup.
Benarkah? Bagaimana ceritanya? Warga tersebut bernama Roy Abdi, berusia 29 tahun, penduduk Jl Tembus Mantuil. Selasa pagi lalu, ia buang hajat di jamban di tepi Sungai Martapura di depan rumahnya. Entah mengapa, ia tiba-tiba tercebur ke sungai dan tenggelam. Ketika kemudian ditemukan, ia dinyatakan telah meninggal dunia, dan selanjutnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Guntung Lua, Banjarbaru. Setelah 8 jam kemudian, kuburnya dibongkar, dan ia ternyata masih hidup.
Peristiwa langka ini tak pelak menjadi perbincangan ramai warga Banjarmasin. Berdasarkan penelusuran wartawan Media Kalimantan, almarhum Roy Abdi pertama kali diyakini meninggal dunia Selasa (8/6) pagi. Ia tenggelam di sungai Martapura saat buang hajat.
“Tubuh almarhum ditemukan di dasar sungai begitu warga melakukan pencarian sekitar 30 menit,” kata Anang Acil, Ketua Rukun Kematian warga RT 27, Tembus Mantuil, menceritakan.
Mengetahui Roy tak lagi bernafas, Anang Acil dan warga lainnya pun menyiapkan ritual pemakaman. Penggali kubur TPU Guntung Lua dikabari, sepetak liang lahat disiapkan untuk Roy.
Usai memandikan, menshalatkannya sebagaimana mestinya,  warga pun bersama-sama mengantar jenazah Roy ke pemakaman sambil diiringi raungan sirene mobil ambulance.
Mulyani, sang istri tampak tabah. Wanita muda ini ditinggali seorang putri berusia 4 tahun. “Almarhum seorang yang rajin hadir ke majelis taklim. Kemana pun digelar majelis taklim, setiap diajak ia selalu ikut,” kata Anang Acil meneruskan cerita.
Usai pemakaman, suasana masih normal. Tidak ada yang aneh, apalagi mengejutkan. Namun, delapan jam setelah pemakaman, di rumah duka mulai terdengar kehebohan.
Mulyani berteriak histeris. Istri penganyam rotan ini kesurupan. “Dari mulutnya terdengar suara aneh, yang bukan suara asli Imul (panggilan akrab Mulyani, istri Roy Abdi),” kata seorang warga RT 27 menceritakan.
Ia berteriak, “Keluarkan aku, aku kedinginan.” Suara memelas itu sepintas mirip suara Roy Abdi, sang suami. Warga pun berbondong mendatangi rumah Mulyani. Tak terkecuali beberapa orang ahli agama setempat, tokoh masyarakat, sejumlah keluarga, dan warga RT 27.
Tak kuasa meredakan kesurupan Mulyani, warga, yang diamini ulama setempat, memenuhi lolongan ‘Mulyani’. Bersama warga, Mulyani dan keluarga almarhum Roy Abdi bergegas kembali ke pemakaman. Mereka bersepakat membongkar makam Roy Abdi.
“Sekitar pukul 22.00 (malam), makam almarhum kami bongkar,” tutur Sholihin, Ketua RT 27, Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan kepada MK.
Anehnya, warga yang membongkar menemukan keganjilan pada jasad almarhum. Tanda-tanda Roy masih hidup dijumpai. Pergelangan tangan terdeteksi denyutan detak jantung, suhu badannya pun masih terasa panas, bahkan di sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat.
“Tanda-tanda ini kami lihat setelah membuka kain kafan Roy,” tutur Sholihin. Warga pun bergegas mengangkat jasad Roy dari liang lahat, dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarbaru.
Oleh petugas medis, jasad Roy didiagnosa tengah malam itu juga. Hasilnya, Roy tetap divonis sudah tak bernyawa. “Ia memang sudah meninggal, tapi tanda-tanda yang disangka pihak keluarga itu lazim bagi orang yang baru meninggal dunia,” ujar seorang petugas medis.
Masih tidak yakin dengan hasil pemeriksaan, keluarga almarhum pun merujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin. Hasilnya sama. Almarhum Roy tetap divonis sudah tidak bernyawa.
Akhirnya, warga dan keluarga almarhum ‘menyerah’. Mereka membawa pulang kembali jenazah Roy Abdi untuk disemayamkan, tapi masih dengan keyakinan jantungnya masih berdetak.
Warga dan keluarga almarhum baru yakin beberapa jam setelahnya, tepatnya pukul 05.00. “Wajar, kalau kami dan pihak keluarga yang menyaksikan yakin Roy sempat hidup lagi, setelah tenggelam di sungai. Itu dilatarbelakangi kondisi jasad Roy yang masih mengeluarkan darah dari hidung,” tutur Sholihin.Sementara itu, hingga Rabu kemarin, MK yang berusaha mencari kisah dari Mulyani (istri Roy Abdi) maupun kerabatnya, belum diperbolehkan pihak keluarga yang lain. Mereka belum bisa diajak berkomunikasi, dengan alasan masih dalam susana berkabung.(lutfia rahman)

Kronologis:
- Selasa (8/6) pagi, sekitar pukul 07.00 Wita, almarhum pamit pada isterinya untuk membuang hajat (buang air besar) ke sungai belakang rumah.
- Setelah dirasa terlalu lama, dan tidak seperti biasanya, isteri almarhum memeriksa ke ‘jamban’ (toilet apung di sungai, red), dan tidak menemukan suaminya. Sesaat diketahui suaminya tercebur ke sungai setelah pingsan dalam jamban.
- Setengah jam kemudian, tubuh korban berhasil diangkat, dan dalam keadaan sekarat dibawa ke RSUD Ulin untuk diperiksa.
- Sekitar pukul 09.00 Wita, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban dinyatakan telah meninggal dunia, selanjutnya dibawa ke rumah duka.
- Menjelang shalat johor, jasad almarhum dibawa ke langgar setempat untuk dishalatkan, lalu kemudian setelah johor di makamkan di alkah keluarga di Banjarbaru tepat pukul 14.00 Wita.
- Sepulang dari pemakaman, sekitar habis shalat Magrib, isteri almarhum mengalami shok, dan dalam keadaan bawah sadar meminta warga membongkar kubur suaminya karena ada pirasat masih hidup.
- Setelah melalui berbagai pertimbangan, tepat pukul 22.00 Wita, atau sekitar 8 jam setelah dimakamkan, kubur almarhum kembali dibongkar.
- Setelah diperiksa secara medis di salah satu rumah sakit di Banjarbaru dan dinyatakan telah meninggal dunia, keluarga dan warga yang masih penasaran membawa jasad almarhum kembali ke rumah duka di Banjarmasin.
- Setelah tidak menunjukan reaksi apa-apa (kecuali darah yang masih mengucur dari hidungnya, sekitar pukul 05.00 Wita pada Rabu (9/6) keluarga korban menyatakan bahwa almarhum benar-benar telah meninggal dunia.
- Setelah dimandikapankan lalu dishalatkan pada pukul 10.00 Wita pagi hari, almarhum kembali dimakamkan di alkah yang sama untuk kedua kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar