Catatan Pinggir

Kamis, 27 Mei 2010

200 Toko di Pasar Ujung Murung Ludes

’’Adanya isu, rumor atau desas-desus kebakaran itu disengaja sama sekali tidak benar. Sekali lagi itu tidak benar’’
Sukadani
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Pemkot Banjarmasin

BANJARMASIN, MK - Kompleks pertokoan dan perdagangan konveksi di Pasar Ujung Murung, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) terbakar Kamis (6/5) dini hari, kemarin. Kurang lebih 200 toko pakaian beserta isinya ludes dilalap api. Kebakaran terjadi saat pusat grosir kain dan pakaian terbesar di Kalsel ini masih tutup. Dugaan sementara, api berasal dari hubungan arus pendek alias korsleting listrik. Namun, ada sebagian pedagang mencurigai ada unsur sabotase. Ini terkait rencana Pemkot Banjarmasin menyulap pasar tertua di Banjarmasin itu menjadi pusat bisnis seperti Mangga Dua di Jakarta.
Informasi yang dihimpun MK di TKP (tempat kejadian perkara), kebakaran terjadi sekitar pukul 05.15 Wita. Saat itu, warga sedang menjalankan ibadah shalat Subuh. Tiba-tiba kobaran api disertai kepulan asap tebal membumbung tinggi ke udara. Warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya, namun tak mampu menguasai kobaran di jago merah.
Api berkobar dengan cepat karena pasar tersebut mengandung unsur bahan yang mudah terbakar. Sebagian besar toko terbuat dari kayu serta barang dagangan kebanyakan menjual kain, kasur dan pakaian jadi. Selang setengah jam, puluhan mobil pemadam kebakaran berdatangan. Terlambat, kobaran api sudah melebar dan merambat ke sejumlah blok pertokoan lainnya. Api baru bisa dikuasai tiga jam kemudian. Api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, namun kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Ketua RT 19 Jl Ujung Murung, Anang Noor menyebutkan, diperkirakan api bermula dari hubungan arus pendek listrik. “Kuat dugaan api berasal dari arus listrik,” ujar Anang, didampingi Lurah Kertak Baru Ulu, yang meninjau lokasi. Namun, Anang mengaku tidak tahu pasti asal api. “Sejumlah saksi mengaku melihat api terlihat pertama kali di Los Amandit, pasar Kilat,” ungkapnya. “Sebab, pada waktu kejadian saya sedang jaga malam di seberang Pasar Sudimampir. Jadi tidak mengetahui dengan pasti,” imbuhnya.
Lurah Kertak Baru Ulu, Muhammad Faitommy mengungkapkan, untuk sementara diperkirakan api itu menghanguskan kurang lebih sekitar 200 toko pedagang. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Dan kerugian belum bisa ditafsirkan,” ucapnya. Salah satu pemilik toko Ayat, mengaku hanya bisa pasrah. Sebab toko kain miliknya tidak ada satupun yang bisa terselamatkan. “Saya hanya bisa pasrah Mas,” tuturnya memelas.
Pasar Ujung Murung merupakan pasar tertua di tengah-tengah kota. Sejumlah pedagang menyatakan, pemerintah bermaksud merenovasi pasar tersebut menjadi sebuah pusat grosir. Namun, renovasi belum bisa direalisasikan karena ada penolakan dari pedagang. Hingga kini polisi belum mengetahui penyebab terjadinya kebakaran. Beberapa pedagang sempat mencurigai ada faktor kesengajaan. Sebab, sebelum kebakaran terjadi Pemkot Banjarmasin begitu getol ingin membangun kembali Pasar Ujung Murung seperti kompleks Mangga Dua di Jakarta. Namun, rencana itu mendapat penolakan dari para pedagang. "Bisa jadi ini sabotase. Ada yang pihak tertentu sengaja membakar untuk memuluskan rencana membongkar pasar ini,’’ ujar salah satu pedagang yang minta namanya tak dikorankan ini. Apalagi, sebagian besar toko yang terbakar berada di jalur hijau yang ditetapkan Pemkot Banjarmasin.
Benarkah? Pemkot Banjarmasin dengan tegas membantahnya. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Pemkot Banjarmasin, Drs Sukadani saat dihubungi MK tadi malam menyatakan pihaknya hingga saat ini masih belum mengetahui pasti penyebab terjadinya kebakaran."Adanya isu, rumor atau desas-desus kebakaran itu disengaja sama sekali tidak benar. Sekali lagi itu tidak benar. Saya meluruskan bahwa tidak mungkin hanya karena ingin merenovasi, pasar itu sengaja dibakar. Semua itu sama sekali tidak benar. Tidak ada sabotase atau unsur kesengajaan,’’ tegas Sukadani.
Pemkot Banjarmasin menyerahkan sepenuhnya penyebab terjadinya kebakaran kepada kepolisian. Informasi awal yang diperoleh menyebutkan kebakaran terjadi karena hubungan arus pendek listrik." Kita tunggu saja hasil pemeriksaan pihak kepolisian. Untuk sementara berdasarkan laporan bawahan saya karena korsleting listrik. Jadi tidak benar kalau kebakaran itu disengaja," pungkasnya.
Saat ini, rencana renovasi Pasar Ujung Murung sedang dalam tahap sosialisasi. Pemkot sudah mengumpulkan perwakilan pedagang seperti Pasar Besar, Pasar Bawah Amandit, dan Pasar Sudimampir. Pada sosialisasi di Ruang Rapat Pemkot, Senin (3/5) lalu, pemkot menyatakan ada investor yang akan melakukan renovasi. Namun, Ketua Persatuan Pedagang Pasar Ujung Murung, H Bachrin menyatakan pedagang lebih menginginkan agar renovasi dikelola sendiri oleh mereka. "Kami setuju dengan rencana itu. Namun, dengan dikelola sendiri, harga bisa lebih murah," ujar H Bachrin. Selain itu, ada kekhawatiran yang menyelimuti hati para pedagang. Mereka cemas, harga toko atau pascarenovasi sangat mahal. "Kami khawatir nanti tidak bisa menebus," imbuhnya.
Permasalahan lain yang muncul adalah adanya status tanah di Pasar Ujung Murung yang dimiliki perseorangan. "Tanah yang ada sertifikatnya bagaimana? Dibeli oleh investor atau pemkot?" ucapnya. Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan, H Hamdi menegaskan renovasi itu sangat diperlukan karena kondisinya sudah memprihatinkan. Direncanakan, pembangunannya dilakukan secara bertahap sehingga tidak mengganggu aktivitas yang ada di kawasan tersebut.
Bagaimana dengan keinginan pedagang yang ingin mengelola sendiri proses renovasi itu? Hamdi dengan tegas menolaknya. "Kami tidak mengizinkan dan tidak menyetujui pihak perorangan atau kelompok yang melakukan renovasi. Pedagang boleh mengajukan calon investor lain tapi tidak perseorangan atau kelompok," ucap Hamdi.
Dia menegaskan investor yang nantinya menjalankan proyek itu harus memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Pemkot Banjarmasin sebagai pihak yang mempunyai hak atas tanah Pasar Ujung Murung. "Keinginan kami kawasan Ujung Murung seperti pusat grosir Mangga Dua, Jakarta. Selain berbelanja, juga bisa bertamasya. Agar itu tercapai jangan berprasangka buruk terlebih dulu. Kami mengutamakan kepentingan pedagang dan keindahan kota," jelasnya. (farid/hendra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar